Talamus.id, – BMKG telah memberikan peringatan mengenai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa perairan Indonesia. Gelombang setinggi empat meter bisa terjadi di sejumlah area pada tanggal 9-10 Februari 2023. BMKG menganjurkan masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir untuk selalu waspada terhadap kemungkinan gelombang tinggi tersebut.
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, kecepatan angin yang tinggi di beberapa wilayah dapat menyebabkan gelombang tinggi di perairan Indonesia. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari utara-timur laut dengan kecepatan berkisar antara 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat-barat laut dengan kecepatan berkisar antara 5-30 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Laut Banda, dan perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di beberapa perairan, termasuk perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, perairan Enggano-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Jawa Tengah, Selat Sumba, Laut Sawu, perairan Pulau Sawu-Pulau Rote, dan Laut Natuna Utara.
Masyarakat di wilayah pesisir diimbau untuk selalu waspada dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Diharapkan mereka tetap memantau perkembangan informasi cuaca dan peringatan dari BMKG.
Potensi kondisi serupa juga dapat terjadi di beberapa wilayah perairan di Indonesia, termasuk Laut Jawa, Laut Flores bagian barat, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku, perairan barat dan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Laut Banda bagian utara, perairan Sermata-Leti, perairan selatan Kepulauan Babar-Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru bagian tengah dan timur.
Untuk gelombang yang lebih tinggi dalam kisaran 2,50-4 meter, Eko Prasetyo memperingatkan bahwa hal ini berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan, termasuk perairan selatan Jawa Tengah-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Banten-Nusa Tenggara Timur, Laut Flores bagian timur, Laut Banda bagian selatan, perairan utara Kepulauan Babar-Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan Fakfak dan Kaimana, perairan Amamapare, dan Laut Arafuru bagian barat.
Oleh karena itu, sektor pelayaran harus memperhatikan risiko keselamatan bagi kapal-kapal, seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), dan kapal besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m).