Talamus.id, – Revolusi industri 4.0 menghadirkan berbagai perangkat teknologi baru yang telah mengubah budaya kerja pada setiap perusahaan atau unit kerja terutama yang erat kaitannya dengan sektor publik. Aktivitas menjadi lebih cepat di berbagai bidang kehidupan secara luas.
Para pakar memprediksi bahwa revolusi Industri 4.0 dalam 5 tahun mendatang akan menyebabkan
dampak dimana 35% jenis pekerjaan terhapus, sedangkan 10 tahun akan datang ada 75% yang terhapus.
Era industri 4.0 bercirikan kebutuhan akan SDM yang terampil digital untuk menopang penerapan industri 4.0 yang serba digital dan kecerdasan buatan/Artificial Intelligence (AI), sehingga proses rekrutmen dalam era sekarang ini harus memasukkan syarat-syarat kandidat yang memenuhi kebutuhan di Era Revolusi Industri 4.0 ini.
Era ini akan bertumpu pada kemampuan sains, teknologi, internet of things yang menuntut life long education. Setidaknya seperti itulah gambaran tentang apa yang terjadi saat ini. Ada perubahan budaya perusahaan yang hadir dengan berbagai macam tuntutan yang harus dipenuhi pula oleh satu organisasi baik bisnis maupun pemerintahan.
Secara sekilas kondisi era industri 4.0 ini akan berjalan baik-baik saja karena situasi ini hadir bersama kelompok sumber daya manusia yang relevan dengan kondisi yang ada. Para ahli sosial menyebutnya generasi milenial.
Kelompok generasi yang lahir pada rentang tahun 1981-2000. Generasi milennial sangat adaftif dengan perubahan yang ada terutama hal yang terkait dengan internet dan teknologi digital yang menyertainya.
Tantangan dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam perusahaan adalah generasi ini memiliki pandangan, mindset, dan budaya kerja yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Hal inilah yang akan menjadi tantangan dalam rekrutmen SDM bagi organisasi ataupun perusahaan.
Ada tantangan organisasi atau perusahaan dalam merespon tuntutan revolusi industry 4.0 untuk keberlangsungannya. Oleh karenanya, manajemen sumber daya manusia akan menjadi poin penting untuk diperhatikan.
Proses pengelolaan sumber daya manusia pada umumnya meliputi rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, remunerasi, terminasi, dan juga berbagai perilaku karyawan yang dapat memberikan dampak pada berjalannya proses kerja.
Sejak awal setiap perusahaan akan berkompetisi dalam merekrut SDM. Pada saat yang sama tim rekrutmen harus memastikan bahwa orang yang direkrut nantinya adalah orang yang tepat.
Untuk menarik SDM milenial yang kompeten tentu perusahaan tidak hanya memberikan daftar kriteria yang akan direkrut. Perusahaan juga harus mampu untuk menjelaskan tentang visi yang mereka perjuangkan.
Hal ini terkait dengan salah satu pertimbangan yang mendorong generasi milenial untuk mendaftar adalah pekerjaan mereka harus memiliki makna.
Tidak dapat dipungkiri bahwa biasanya kandidat yang berhasil memenuhi kualifikasi adalah kandidat yang banyak dicari oleh perusahaan-perusahaan lain. Dalam kondisi sulit mencari kandidat terbaik, beberapa perusahaan dari suatu jabatan ada yang bersedia menurunkan ekspektasi.
Oleh karenanya dalam perencanaan pengembangan SDM sudah harus dipikirkan sejak awal. Agar mendapatkan SDM yang kompetitif dalam industri 4.0, kurikulum pendidikan pengembangan manusia harus dirancang agar mampu mengusai literasi baru, yaitu literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia.
Pada akhirnya generasi milenial akan memenuhi lingkungan kerja. Maka setiap perusahaan juga perlu untuk tetap relevan dengan perubahan yang terjadi.
Hal-hal yang dulunya bersifat statis dalam kriteria SDM yang direkrut akan menjadi dinamis seiring dengan situasi yang ada,misalnya legalitas formal ijazah bukan lagi menjadi prioritas utama digeser oleh skill atau keterampilan.
Sehingga yang mampu survive di era ketidakpastiaan ini adalah tenaga kerja yang terampil dan memiliki landasan profesional yang kuat dan membuat perusahaan tergantung padanya. Itulah ciri tenaga kerja milenial yang adaptif
terhadap segala perubahan yang dinamis.
Happy Labour Day 2021, buruh adalah manusia, elemen penting arah baru membangun bangsa dan negara.