Talamus.id, – Berita tentang Kenzie, seorang balita asal Bekasi, Jawa Barat, yang menderita obesitas, sedang menjadi sorotan banyak orang. Hal ini tidak mengherankan mengingat usia Kenzie yang baru mencapai 16 bulan, namun memiliki berat badan mencapai 27 kilogram.
Kondisi obesitas pada bayi merupakan hal yang serius karena dapat menimbulkan berbagai bahaya dan komplikasi. Menurut keterangan ibunya, Pitriah, Kenzie mengalami pertumbuhan yang tidak normal sejak usia 6 bulan, dan berat badannya terus bertambah secara tidak wajar.
Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan Kenzie menjadi lebih lambat dibandingkan dengan bayi seusianya. Bahkan pada usia 1 tahun, Kenzie belum bisa merangkak.
Di Indonesia, menurut catatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), sekitar 8 persen anak mengalami masalah gizi berlebih. Hal ini perlu mendapatkan perhatian, mengingat berbagai komplikasi yang dapat dialami anak.
Obesitas pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, berat badan lahir yang besar, kurang gerak, serta asupan makanan yang tidak seimbang.
Kondisi obesitas pada bayi dapat menimbulkan berbagai bahaya dan komplikasi yang serius, seperti yang dikutip dari laman Mayo Clinic berikut ini:
- Diabetes tipe 2
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes pada anak. Kondisi ini memengaruhi cara tubuh anak menggunakan glukosa. Diabetes adalah kondisi di mana insulin tidak dapat bekerja secara maksimal, sehingga terjadi penumpukan gula dalam darah. Beberapa ciri diabetes pada anak antara lain sering buang air kecil.
- Kolesterol dan tekanan darah tinggi
Polaa makan yang buruk dapat menyebabkan anak mengalami salah satu dari kedua kondisi tersebut. Faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada penumpukan plak di arteri, yang dapat berujung pada masalah jantung dan stroke.
- Nyeri persendian
Berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada area pinggul dan lutut. Obesitas pada anak dapat memicu rasa nyeri dan cedera pada beberapa area seperti pinggul, lutut, dan punggung.
- Asma
Masalah pernapasan juga menjadi salah satu komplikasi diabetes pada anak. Salah satunya adalah asma. Asma sering menimpa anak-anak yang kelebihan berat badan.
Selain itu, anak-anak obesitas juga mungkin mengalami sleep apnea, yaitu sebuah gangguan tidur yang berbahaya.
- Penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD)
NAFLD menyebabkan timbunan lemak di organ hati. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan parut dan kerusakan hati. Sayangnya, NAFLD sering kali tidak menimbulkan gejala hingga sulit dideteksi.
Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, obesitas pada bayi bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencegah obesitas pada bayi dengan cara menjaga pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur.
Selain itu, peran orang tua sangatlah penting dalam mengontrol berat badan anak. Orang tua harus memperhatikan asupan makanan yang diberikan pada anak dan memastikan bahwa anak mendapatkan nutrisi yang seimbang. Selain itu, orang tua juga harus mengajak anak untuk berolahraga dan mengurangi aktivitas yang menghabiskan waktu di depan layar seperti menonton TV atau bermain game.
Semua orang harus peduli dengan masalah obesitas pada bayi dan anak-anak. Kita harus bekerja sama untuk mencegah obesitas dan mengedukasi masyarakat tentang bahaya obesitas pada anak. Dengan begitu, kita bisa memastikan anak-anak kita tumbuh sehat dan berkembang dengan baik.