Makassar, – Pesta demokrasi di tahun 2024 menjadi perhatian serius mahasiswa di Kota Makassar.
Dalam sebuah diskusi publik yang digelar Poros Muda Sulsel bertajuk “Menakar Potensi Konflik Pemilihan dan Upaya Untuk Mewujudkan Pemilu Serentak 2024 yang Aman dan Kondusif” di Warkop Nassami, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, Senin (19/9/2022).
Hadir sebagai narasumber, pengamat politik Unhas Andi Ali Armunanto, Ketua KPU Sulsel Faisal Amir, Ketua BEM Fisipol Unismuh Makassar Zul Jalali Wal Ikram dan akademisi Unismuh Dr Abdi.
Ketua KPU Sulsel Faisal Amir dalam pemaparannya mengatakan mengelola Pemilu tidak mudah, karena potensi konflik begitu besar bila tak diberangi dengan aturan yang jelas.
“Semua tahapan Pemilu itu potensi konfliknya besar. Makanya, regulasi yang dihadirkan harus betul-betul pro rakyat. Tidak boleh berpihak kepada peserta karena rawan,” ujar Faisal.
Sementara itu, Dr. Abdi sebagai Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Makassar menyampaikan bahwa konflik dalam konstalasi adalah hal yang wajar dan biasa terjadi, hanya saja konflik akan mudah diatasi jika penyelenggara mampu menyikapi dengan bijak.
“Dalam proses demokrasi, hal yang sangat wajar jika ada potensi konflik ditengah masyarakat, hanya saja yang menjadi poin penting dalam hal ini adalah bagaimana penyelenggara dalam hal ini KPU dan Bawaslu menempatkan diri sebagai penyelenggara pemilu yang bijak dalam membaca potensi konflik yang ada,” katanya.
Lebih lanjut, Dr. Abdi mengungkapkan bahwa semua pihak harus diajak berkolaborasi dalam membaca dan menangani konflik tersebut.
“Konflik Politik dapat diatasi dengan melibatkan semua pihak dalam menangani gejalanya, olehnya kita harus mampu membaca gejala konflik dalam pesta demokrasi dengan bacaan situasi sosial yang tepat,” tutup Dr. Abdi (Akademisi Universitas Muhammadiyah Makassar).