TALAMUS.ID – Kerajaan Inca di Peru terkenal dengan masyarakatnya yang pandai membuat panah, baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan. Meski masyarakatnya banyak yang menjadi penrajin panah, namun tidak banyak diantara mereka yang menjadi pemanah yang hebat. Untuk melahirkan pemanah-pemanah yang hebat, sang raja berinisiatif mengadakan lomba panahan dengan memberikan hadiah sebagai kepala pemerintahan di kerajaan Calca yang merupakan anak kerajaan Inca selama 5 tahun bagi pemenang lomba.
Untuk lomba panahan yang akan dilaksanakan akhir tahun ini tepatnya dibulan November, sang raja memberikan waktu persiapan dan latihan selama dua tahun. Mendengar kabar itu, banyak yang tertarik untuk mengikuti lomba tersebut, bahkan mereka yang selama ini tidak tinggal di wilayah kerajaan Calca tertarik untuk mengikuti lomba tersebut karena mereka merasa bahwa mereka adalah penduduk asli dari kerajaan Calca
Konon kabarnya pemenang kompetisi sebelumnya akan kembali menjadi peserta pada tahun ini, namun tidak diunggulkan akan menjadi pemenang, karena ada peserta yang dianggap memiliki kemampuan yang lebih hebat, memiliki pelatih dari orang dalam kerajaan dan sudah melakukan latihan dan persiapan sejak dua tahun lalu. Selain mereka, ada juga dua pemuda dari kalangan laki-laki yang bernama Fernandes dan perempuan yang bernama Isabella yang merupakan penrajin dan pengusaha panah yang sukses dan terkenal yang tertarik untuk mengikuti lomba tersebut.
Meskipun mereka tidak memiliki kemampuan sebagai pemanah, namun mereka tertarik untuk mengikuti lomba tersebut karena banyak mendapatkan bisikan dari pengumpul kayu bakar. Para pengumpul kayu bakar berkata “jika anda menjadi pemenang maka anda akan menjadi kepala pemerintahan di kerajaan Calca, dengan menjadi pemimpin anda akan memberikan manfaat dan akan memperbaiki nasib orang banyak karena anda adalah orang yang baik dan dermawan”.
Dua pemuda itu sebenarnya pernah mendapat nasehat dari seorang tukang semir sepatu yang bijaksana agar tidak mengikuti lomba tersebut karena hanya akan membuang-buang waktu dan akan menghabiskan banyak anak panah, sehingga semua itu akan menjadi sia-sia karena mereka belum memiliki pengalaman sedikit pun sebagai pemanah. Namun dua pemuda itu lebih mendengarkan para pengumpul kayu bakar dan merasa bisa untuk bersaing dengan peserta lain karena mereka memiliki banyak anak panah untuk latihan dan mampu untuk membuat panah dengan kualitas yang terbaik.
Dengan modal itu, dengan waktu yang kurang dari satu tahun mereka pun dengan percaya diri mengumumkan akan ikut dalam perlombaan tersebut. Segala strategi untuk memenangkan lomba tersebut sudah mulai disiapakan mulai dari membentuk tim supporter hingga mencari pelatih terbaik.
Banyak yang tidak menyangka jika Fernandes dan Isabella dengan begitu berani dan percaya diri akan ikut dalam lomba itu, bahkan banyak diantara mereka yang beranggapan jika keduanya belum pantas mengikuti lomba panahan yang bergengsi itu. Meski lomba itu masih sembilan bulan lagi, namun sudah banyak masyarakat yang khwatir jika nanti lomba itu dimenangkan oleh salah satu dari dua pemuda penrajin anak panah itu. Ini bukan hanya tentang lomba panahan, ini tentang nasib masyarakat di kerajaaan Calca. Mereka tidak ingin dipimpin oleh seorang yang masih minim pengalaman dan hanya modal kaya dan terkenal. Problem kerajaan ini bukan hanya persoalan ekonomi, problem mereka sangat kompleks, tingkat pendidikan yang masih rendah, infrastruktur pendidikan yang masih sangat sedikit, kerusakan lingkungan, produktivitas pertanian yang masih rendah, dan masih banyak lagi.
Sang tukang semir sepatu berharap kepada masyarakat agar mendukung peserta yang paling ikhlas niatnya, yang paling tau masalahnya, yang paling tau ilmunya, dan yang paling tepat eksekusinya.
Note : Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan itu hanya kebetulan.