Talamus.id – Polisi menggelar rekonstruksi permasalahan Argiyan Arbirama (20) yang membunuh pacarnya, mahasiswi berinisial KRA (20) di Sukmajaya, Depok. Dalam rekonstruksi tersebut terungkap Argiyan memperkosa hingga membunuhnya.
Rekonstruksi tersebut digelar di lokasi insiden di Jalan Belacus, Gang H Daud, Sukmajaya, Depok, pada Selasa (23/1). Sedianya, ibunda Argiyan, FT (43) juga mengikuti jalannya rekonstruksi, namun batal.
Sebagaimana dimengerti, Argiyan membunuh KRA di dalam rumah kontrakannya pada Kamis (18/1) siang kemudian. Namun, dari rekonstruksi itu terungkap bahwa Argiyan meninggalkan korban dalam keadaan sekarat.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wira Satya Triputra memberikan rekonstruksi tersebut ditangani untuk mencari kesesuaian antara fakta peristiwa dengan pemberitahuan saksi-saksi dan tersangka.
“Adapun acara rekonstruksi ini dimaksudkan untuk kita mengetahui sejauh mana sikap ataupun tindakan yang ditangani oleh si tersangka terhadap korban yang nantinya dia akan memberikan bahwa situasi pelaku melaksanakan perbuatan kepada korban,” kata Wira.
Berikut fakta-faktanya yang dirangkum Kami , Rabu (24/1/2024).
Argiyan Peragakan 30 Adegan Rekonstruksi
Dalam proses reka ulang in, Argiyan memperagakan 30 adegan mulai dari permulaan, sesaat, hingga sesudah pembunuhan terjadi.
“Rekonstruksi hari ini, kami dari Subdit Jatanras dibantu Polres Depok dan Polsek Sukmajaya, di mana dimulai dari jam 10 hingga jam 11.30 WIB selesai. Yang tadinya 25 adegan, tetapi dalam pelaksanaannya menjadi 30,” kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu terhadap wartawan di Sukmajaya, Depok, Selasa (23/1).
Dalam pemberitahuan program investigasi (BAP) Argiyan pertanda 25 adegan. Namun, saat rekonstruksi, Argiyan mengingat kembali beberapa adegan.
“Karena pelaku dikala di BAP cuma menandakan 25 adegan. Tetapi sesudah pelaksanaan rekonstruksi ada beberapa adegan yang kembali diingat oleh pelaku,” jelasnya.
Lima adegan perhiasan itu adalah dikala Argiyan memerkosa korban di kamarnya.
“(Lima) Adegan yang pelengkap itu pada dikala pelecehan seksual di kamar dari kamar pelaku. Ya (lima adegan) seluruhnya di situ,” ujarnya.
Motif Argiyan Membunuh Diawali Pemerkosaan
Sementara itu, Rovan mengungkap praduga motif Argiyan membunuh korban karena diawali pelecehan seksual. Korban melawan ketika diperkosa sampai jadinya dicekik hingga lemas.
“Untuk motif yang terbentuk dalam rekonstruksi yakni pelaku pada mula ingin bermitra dengan korban. Kemudian, pada ketika mengajak korban masuk ke tempat tinggal kontrakannya, korban melawan dengan berteriak sehingga pelaku mencekik korban sampai lemas,” tuturnya.
Baca di halaman selanjutnya: ditinggalkan dalam kondisi diikat dan lemas
Ditinggal dalam Keadaan Lemas dan Terikat
Dalam rekonstruksi tersebut terungkap, Argiyan memperkosa korban. Karena melawan, korban kemudian dicekik sampai lemas.
Setelah melampiaskan nafsu bejatnya, Argiyan lalu memakaikan korban pakaian. Argiyan kemudian mengikat korban yang ketika itu kondisinya sudah lemas.
“Setelah pelaku pakai baju, pelaku pribadi mengikat kaki korban dengan sarung dan tangan korban diikat sarung bantal,” ujar penyidik membacakan adegan rekonstruksi.
Setelah itu, Argiyan menutupi korban dengan selimut berwarna debu-abu dari kaki hingga kepala korban.
“Saat itu korban masih berteriak-teriak lirih,” imbuhnya.
Bahkan dikala Argiyan mengunci pintu kontrakan dari luar, beliau masih mendengar bunyi korban.
“Setelah keluar, pelaku mengunci pintu kontrakan kembali dan pelaku mendengar suara korban masih berteriak,” tuturnya.
Perlawanan Terakhir Korban
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu menyampaikan KRA sempat melawan ketika diperkosa Argiyan. Korban juga sempat berteriak meminta perlindungan.
“(Perlawanan) pas di kamar,” kata Rovan terhadap wartawan di Sukmajaya, Depok, Selasa (23/1/2024).
Korban sempat ditarik Argiyan dari kamar mandi. Argiyan meminta korban ke kamar.
“Makara mau ke kamar mandi ditarik dahulu, untuk disuruh duduk di daerah tidur,” jelasnya.
Korban pun sempat berteriak meminta tolong, namun tidak terdengar warga sekitar. Sebab, Argiyan ketika itu langsung mencekik korban.
“Tidak ada yang mendengar lantaran pada ketika itu langsung dicekik oleh pelaku, kejadiannya kurang lebih pukul 16.00 WIB,” tuturnya.