Tokoh Agama dan Kader NU Menyayangkan
Statement Ketua MUI Takalar yang di Nilai “Rasis”

Talamus.id, Takalar – Musyawarah Daerah (Musda) VIII Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Takalar, menetapkan Manggaukang Rowa, menjadi Ketua MUI Takalar periode 2023-2028 menggantikan, KH Hasid Hasan Palogai. Acara itu Berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati, 13 Mei 2023,

Musda yang dihadiri wakil ketua umum MUI Sulsel Prof Dr H M Galib, MA., Forkopimda, Para Ormas agama dan jajaran pengurus MUI Takalar itu menyisahkan kesan yang kurang baik, ihwalya pada saat ketua terpilih, Manggaukang Rowa, memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, Manggaukang Rowa berulang kali menyinggung soal warga pendatang yang banyak mengisi jabatan di berbagai organisasi Takalar. Termasuk diantaranya, menyinggung organisasi NU yang banyak dipimpin ketua yang disebutnya sebagai pendatang.

“Tidak adakah orang Takalar yang bisa pimpin itu NU?,” ketus Manggaukang Rowa dalam sambutannya.

Penyataan itu pun dinilai berbau ‘SARA” oleh beberapa tokoh yang hadir pada kesempatan itu, bahkan beberapa pengurus MUI Takalar yang merasa warga pendatang memutuskan untuk hengkang dari kepungurusan, diantaranya Sekretaris terpilih H.Agussalim Tika, dan Ketua Dewan Pertimbangan KH Hasid Hasan Palogai, dan H.Sakarang.

Atas peritiwa itu berbagai kalangan menyayangkan dan menilai jika, Manggaukan Rowa, tidak mencerminkan tokoh agama, peryataannya dianggap “Rasis”.

Tokoh muda Muhammadiyah yang juga peserta dalam forum Musda, Syahrul Husain Dg Lotteng, ikut menyayangkan sikap Maggaukang Rowa ini.

“Iye, Sangat Sangat disayangkan dalam forum yang sangat mulia para ulama Takalar, ada pernyataan yang menyakiti hati kita semua. apalagi dilontarkan dari seorang tokoh dewan pertimbangan ulama Takalar yang juga mantan ketua MUI Takalar atau terpilih menjadi MUI Takalar” Ujarnya.

Ia, melanjutkan jika Pernyataan ini adalah kemunduran berfikir dan bertentangan dari nilai nilai Al Quran dan mencederai keadaban manusia.

“Padahal dalam pesan pesan Historis Al Qur’an Awal pondasi Islam dikokohkan oleh kaum Muhajirin dan Anshar. Penyebaran Islam didunia termasuk kebesaran Islam di Indonesia berkat perpaduan kekuatan dalam ketauhidan, ketaqwaan dan semangat memajukan peradaban bersama. Bukan pada kekuatan kesukuan,” sambung Syahrul Husain.

Hal senada pun dilontarkan oleh kader-kader muda Nahdatul Ulama Takalar, diantarnya, Musafir, yang saat ini diamanahkan sebagai ketua Ansor, menurutnya pernyataan Maggaukang Rowa di depan forum Musda MUI. Menurutnya tidak sepantasnya seorang tokoh sekelas ketua MUI malah menyinggung hal-hal yang berbau SARA.

“Tidak selayaknya Ketua MUI bicara rasis dengan mengangkat isu warga pendatang di forum resmi, hanya karena seseorang tidak lahir di Takalar, meskipun tinggal berpuluh tahun dan mengabdinya sekarang di Takalar,” ungkap Musafir.

Musafir juga menyayangkan, karena Maggaukang Rowa yang menyinggung organisasi NU yang dinilainya banyak dipimpin warga pendatang.

Sementara itu, ketua PMII Takalar Nur Alim Syarif. Mengaku berang atas perilaku dari ketua MUI terpilih itu, Ia pun secara tegas meminta Maggaukang Rowa meminta maaf kepada NU dan seluruh warga pendatang di Takalar karena telah menyakiti hati mereka.

“Tidak layak seorang rasis menjadi ketua MUI, kami minta yang bersangkutan bisa secepatnya meminta maaf secara terbuka kepada publik Takalar,” tegasnya.

Terakhir mantan Ketua Hipermata Komisariat Unismuh ini berpesan akan melakukan aksi demonstrasi, jika Maggaukang Rowa tidak secepatnya meminta maaf.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *