Talamus.id – Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah menyoroti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang melebur dengan BRIN.
Menurut Fahri Hamzah, Lembaga Eijkman memiliki peran besar selama ini karena sebagai sejarah ilmu pengetahuan.
“Eijkman kita hormati sebagai sejarah ilmu pengetahuan. FKUI selama ini membanggakannya sebagai lab kelas dunia. Sejak zaman STOVIA,” kata Fahri Hamzah seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Twitter @fahrihamzah.
Peleburan Lembaga Eijkman dengan BRIN telah dikonfirmasi oleh Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman periode 2014-2021, Amin Soebandrio.
“Mulai hari ini saya menyerahkan hak, tanggung jawab dan kewajiban pengelolaan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kepada Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Wien Kusharyoto,” kata Amin.
Amin memberi pesan kepada para periset di Lembaga Eijkman agar tidak berhenti berkarya.
Pasalnya, peneliti bisa melakukan penelitian dan berkarya di mana saja.
“Karena yang penting bukan tempat, fasilitasnya, tapi manusianya yang akan menentukan keberhasilan dari suatu usaha,” ucapnya.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko dalam sarasehan mengenai arah riset biologi molekuler BRIN yang digelar di Auditorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Handoko mengatakan bahwa pembentukan BRIN secara otomatis mengintegrasikan semua lembaga riset sejak 1 September 2021.
“Dengan pembentukan BRIN sebenarnya secara otomatis sejak 1 September 2021 sudah mengintegrasikan semuanya, yang mana salah satu prioritas saya melembagakan Eijkman menurut ketentuan undang-undang sehingga karir bapak/ibu (periset) bisa terjamin,” tutur Handoko.
Setelah bergabung dengan BRIN, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman namanya berhanti menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman (PRBME) BRIN.