Talamus.id – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md. telah mengajukan pengunduran dirinya dari Kabinet Indonesia Maju kepada Presiden Joko Widodo pada Senin, 29 Januari 2024. Pengunduran diri Mahfud Md. ini mengejutkan publik, mengingat ia merupakan salah satu menteri yang dianggap dekat dengan Presiden Jokowi.
Menurut Mahfud Md., alasan pengunduran dirinya adalah karena ingin fokus pada kampanye.
Namun, banyak pihak yang menduga bahwa pengunduran diri Mahfud Md. ini terkait dengan perbedaan pandangan politik dengan Presiden Jokowi. Mahfud Md. dikenal sebagai pendukung kuat reformasi hukum dan demokrasi, sedangkan Presiden Jokowi dinilai lebih dekat dengan kelompok-kelompok konservatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Lain yang Berniat Hengkang
Pengunduran diri Mahfud Md. ini tampaknya memicu reaksi berantai di kalangan menteri lainnya. Sejumlah menteri dikabarkan berniat untuk hengkang dari Kabinet Indonesia Maju karena tidak setuju dengan kebijakan Presiden Jokowi.
Salah satu menteri yang dikabarkan akan mundur adalah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Nadiem Makarim dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan dunia usaha dan teknologi. Ia dinilai tidak cocok dengan kebijakan Presiden Jokowi yang lebih berpihak pada kelompok-kelompok konservatif.
Menteri lain yang dikabarkan akan mundur adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sri Mulyani Indrawati dikenal sebagai ekonom yang handal dan berpengalaman. Ia dinilai mampu menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
Namun, Sri Mulyani Indrawati dikabarkan tidak setuju dengan kebijakan Presiden Jokowi yang dinilai terlalu populis. Ia menilai kebijakan-kebijakan tersebut akan membebani keuangan negara dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Dampak Pengunduran Diri Mahfud Md. dan Menteri Lain
Pengunduran diri Mahfud Md. dan menteri-menteri lainnya tentu akan berdampak pada kinerja Kabinet Indonesia Maju. Presiden Jokowi harus segera mencari pengganti yang kompeten dan kredibel untuk mengisi posisi-posisi menteri yang kosong.
Jika Presiden Jokowi tidak berhasil menemukan pengganti yang tepat, maka kinerja Kabinet Indonesia Maju akan terganggu. Hal ini dapat berdampak negatif pada perekonomian dan stabilitas politik di Indonesia.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi harus segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini. Ia harus mendengarkan aspirasi rakyat dan mencari solusi yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara.