Mahfud Md. Buka-bukaan: Kabinet Sudah Berbeda

Kamis, 8 Februari 2024 - 11:33 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Talamus.id – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan tersebut. Pengunduran diri Mahfud ini mengejutkan banyak pihak, karena sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyatakan bahwa kabinetnya solid menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dalam wawancaranya dengan wartawan Tempo, Mahfud Md menjelaskan bahwa pengunduran dirinya tidak terkait dengan situasi kabinet atau arah dukungan Presiden Jokowi kepada pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden 2024. Mahfud menegaskan bahwa ia mundur karena ingin fokus berkampanye sebagai calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo.

“Saya mundur karena menjadi calon wakil presiden,” kata Mahfud.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mahfud mengakui bahwa elektabilitasnya bersama Ganjar Pranowo masih di belakang pasangan Prabowo-Gibran dalam berbagai survei. Namun, ia tetap optimistis bisa memenangkan pemilihan presiden.

“Tim kampanye sudah menugasi saya ke mana-mana,” ujar Mahfud.

Selain faktor elektabilitas, Mahfud juga menyebut bahwa mundurnya dirinya dari kabinet didorong oleh dinamika politik yang terjadi belakangan ini. Ia menyebut bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah mengumumkan bahwa semua menteri dan pejabat yang menjadi kandidat dalam pemilihan presiden harus mundur, termasuk dirinya.

“Saya jadi tak bisa menunggu momentum tadi. Saya bertemu dengan Pak Pratikno untuk meminta waktu bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan beliau berkenan menerima kapan saja. Saya tak mau tinggal glanggang colong playu (meninggalkan lokasi pertarungan atau lari dari tanggung jawab) dan harus bertemu sendiri dengan Presiden. Saya diberi mandat itu dengan hormat empat tahun lalu dan ingin mengembalikannya dengan hormat pula,” jelas Mahfud.

Lebih lanjut, Mahfud membantah bahwa pengunduran dirinya dari kabinet merupakan bentuk manuver politik untuk menekan Prabowo Subianto agar turut mundur. Ia menegaskan bahwa keputusannya untuk mundur murni karena ingin fokus berkampanye.

“Tidak. Itu bukan alasan saya. Itu alasan yang dibuat oleh publik,” tegas Mahfud.

Mahfud juga menjelaskan hubungannya dengan Prabowo Subianto. Ia mengaku bahwa hubungannya dengan Prabowo baik-baik saja, meskipun akhir-akhir ini mereka jarang bertemu.

“Pada prinsipnya baik. Saya tak pernah bertemu dalam waktu yang agak lama. Tapi, ketika kami berjumpa dalam acara debat, dia menunjukkan sikap yang baik. Pak Prabowo masih begini (Mahfud memperagakan sikap hormat). Dia itu militer dan menganggap saya masih sebagai atasannya (Menteri Pertahanan berada di bawah koordinasi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan). Tidak tahu kalau besok. Ha-ha-ha….” ungkap Mahfud.

Terkait dengan dukungan Presiden Jokowi kepada pasangan Prabowo-Gibran, Mahfud menilai bahwa hal itu wajar saja. Ia menyebut bahwa Presiden Jokowi memiliki hak untuk berpihak kepada salah satu pasangan calon.

“Pernyataan saya soal rencana mundur memicu Presiden Jokowi untuk menyatakan presiden boleh berkampanye dan berpihak di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Secara waktu memang berurutan antara komentar saya dan pernyataan Presiden,” kata Mahfud.

Namun, Mahfud menyayangkan adanya dugaan penggunaan aparat penegak hukum dan pengaruh jabatan untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran. Ia menilai bahwa hal tersebut tidak sehat bagi demokrasi.

“Jika sampai menggunakan aparat penegak hukum dan ada pengaruh jabatan serta struktur, itu tak sehat. Membahayakan demokrasi. Publik sekarang mempersoalkan itu dan, kalau sampai benar terjadi, tentu enggak bagus,” tegas Mahfud.

Terakhir, Mahfud mengungkapkan isi pembicaraan terakhirnya dengan Presiden Jokowi ketika pamit. Ia mengaku berterima kasih kepada Presiden Jokowi atas kepercayaan yang telah diberikan selama lebih dari empat tahun.

“Saya berterima kasih karena sudah dipercaya selama lebih dari empat tahun. Pak Jokowi mengatakan bahwa saya adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan terlama dalam pemerintahannya. Artinya, kerja sama kami cocok dan ada rasa saling percaya. Saya juga meminta berhenti karena ikut kontestasi politik. Kemudian saya minta maaf jika ada kekurangan selama bertugas,” tutur Mahfud.

Berita Terkait

Setelah Mahfud, Siapakah Menteri Berikutnya yang Akan Mundur?
Jokowi Dinilai Ingkar Janji, Pilpres 2024 Dikhawatirkan Tidak Adil

Berita Terkait

Kamis, 8 Februari 2024 - 11:33 WITA

Mahfud Md. Buka-bukaan: Kabinet Sudah Berbeda

Kamis, 8 Februari 2024 - 11:21 WITA

Setelah Mahfud, Siapakah Menteri Berikutnya yang Akan Mundur?

Kamis, 8 Februari 2024 - 10:59 WITA

Jokowi Dinilai Ingkar Janji, Pilpres 2024 Dikhawatirkan Tidak Adil

Berita Terbaru

Edukasi

Seperti Apa Kebahagiaan dan Cinta Itu?

Senin, 29 Apr 2024 - 17:54 WITA